elangjatim.com

BONDOWOSO – Dalam upaya menstabilkan harga pangan jelang akhir tahun, Pemerintah Kabupaten Bondowoso bersama Bulog, TNI, dan sejumlah instansi penting resmi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Sosialisasi Penyaluran Beras di Kantor Cabang Bulog Bondowoso. Agenda ini menjadi langkah awal pelaksanaan Gerakan Pasar Murah (GPM) yang akan dimulai pada Agustus hingga Desember 2025, dengan harga beras program SPHP ditetapkan sebesar Rp12.000/kg. Jumat (1/8/2025)

Rakor strategis ini dihadiri oleh berbagai pemangku kebijakan daerah, antara lain Asisten II Pemkab Bondowoso Abd Rahman, Pimpinan Cabang Bulog Hesti, perwakilan Kodim 0822 Kapten Arm Supandi, anggota Kasat Intel Polres, Lettu Inf M. Ulum dari Yonif 514, Bpk Nafi dari Dinas Koperindag, Ibu Ineke dari Dinas Pertanian, serta perwakilan dari Biro Perekonomian.

Hasil rapat menyepakati bahwa seluruh instansi daerah dapat melaksanakan GPM dengan syarat memiliki person in charge (PIC) yang terdaftar. Program ini bertujuan untuk memberikan akses pangan murah kepada masyarakat, serta sebagai bentuk intervensi terhadap harga beras yang kerap mengalami fluktuasi signifikan menjelang akhir tahun.

Kapten Arm Supandi dari Kodim 0822/Bondowoso menegaskan bahwa TNI siap mendukung penuh pelaksanaan program ini hingga ke tingkat desa. “Kami akan berperan aktif dalam pendistribusian dan pengawasan agar program ini tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Langkah strategis ini merupakan kolaborasi konkret lintas sektor untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat. Dengan adanya GPM, masyarakat diharapkan dapat membeli beras berkualitas dengan harga terjangkau, sekaligus mencegah lonjakan harga jelang Natal dan Tahun Baru.

Pemerintah daerah menghimbau kepada seluruh OPD dan instansi untuk segera mendaftarkan diri sebagai penyelenggara GPM agar penyaluran beras SPHP dapat berlangsung tepat waktu dan merata. Melalui sinergi yang solid, diharapkan gerakan ini tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga fondasi bagi stabilitas pangan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *